Sejarah Kereta Api Angkutan Batu Bara Di Sumatera Barat Bagian 4 (Selesai)

Tumbangnya rezim Orde Baru menjadi penanda awal tumbangnya dominasi PTBA-UPO Sawahlunto dalam mengelola tambang dalam di Sawahlunto. Ribuan tambang rakyat baru bermunculan menawarkan harga batubara yang jauh lebih murah ketimbang batubara yang ditambang oleh PTBA-UPO. Puncaknya adalah ketika PTBA-UPO harus mengalah oleh keadaan yang semakin tidak menentu. Dan pada akhir tahun 2002, keluarlah surat keputusan bahwa PT BA-UPO sudah tidak sanggup lagi untuk memproduksi batubara dari tambang dalam ombilin sekaligus menandai berakhir pula lah angkutan batubara yang menggunakan jasa kereta api di Ranah Minang setelah lebih dari seabad beroperasi. Kalah bersaing oleh moda transportasi truk dinilai sebagai salah satu pemicu kenapa moda transportasi kereta api tidak diminati lagi oleh para pengusaha tambang.

Berakhirnya Operasional Angkutan Batubara Ombilin

Berakhirnya Operasional Angkutan Batubara Ombilin

Serta kebijakan dari Gubernur Sumbar saat itu Pak Zainal Bakar yang member izin untuk membuka tambang illegal yang dimiliki anak dan koleganya. Otomatis hal tersebut menjadi pukulan telak bagi PTBA-UPO dan PTKA Divre 2 Sumbar untuk melanjutkan usahanya dalam bisnis angkutan batubara. PTKA Divre 2 Sumbar sendiri mau tidak mau harus memindahkan dan memPHK dini ribuan karyawannya yang selama ini berdinas dalam operasional angkutan batubara. Mereka yang bertahan banyak yang disebar ke berbagai Divre dan Daop. Pegawai yang tersisa pun hanya mendapat tugas jaga aset-aset yang berada di sepanjang jalur KA eks angkutan batubara.Belasan lokomotif mahal pun dikandangkan di dalam BY PD, beberapa unit malah dipindahkan ke pulau Jawa.

Berakhirnya Operasional Angkutan Batubara Ombilin

Tak ada lagi  suara hentakan roda-roda baja dan aroma batubara disepanjang jalur KA Padang-Sawahlunto yang penuh kenangan dan sejarah bagi yang pernah menikmatinya. Kejayaan lebih dari seabad  itu harus sirna seketika karena kondisi jaman dan kepentingan berbagai pihak yang ingin menikmati manisnya berbisnis ‘mutiara hitam’, tanpa mempedulikan akibatnya. 

Berakhirnya Operasional Angkutan Batubara Ombilin

Ungkapan "tak ada kereta api ke Padang’’ untuk membawa batubara dari Sawahlunto tersebut setidaknya adalah bukti nyata bangkrutnya perusahaan tambang yang begitu megah dan jaya sejak era kolonial Belanda itu. Simbol kejayaan tersebut kemudian berubah menjadi monumen sejarah belaka yang akan diketahui oleh generasi selanjutnya bahwa di Sumatera Barat kereta api angkutan batubara pernah berjaya dimasanya.

                                                        * TAMAT *

Narasumber : Maulana Nur Achsani
Sumber foto:
  1. KITLV
  2. Mr. William Ford
  3. Mr. Joachim Lutz
  4. Dok. PERUMKA
  5. P. Soni Gumilang
Sumber artikel:
  1. Pertempuran Nan Tak Kunjung Usai ‘eksploitasi buruh tambang batubara ombilin 1891-1927’ Zaiyardam Zubir.
  2. http://sumaterarailways.blogspot.co.id/2016/01/sejarah-perkeretaapian-sumatera-barat.html.
  3. Majalah KA edisi 06 Januari 2007.
  4. Majalah KA edisi khusus Februari 2007.
  5. Harian KOMPAS edisi 1 Desember 1994.
  6. Pensiunan PERUMKA/PTKA/PTKAI, pegawai PTKAI, anak pegawai PERUMKA/PTKA/PT KAI dan berbagai narasumber yang pernah merasakan dan melihat operasional kereta api angkutan batubara di Sumatera Barat.

2 Responses to " Sejarah Kereta Api Angkutan Batu Bara Di Sumatera Barat Bagian 4 (Selesai) "

Catur Knowledge™ said...
This comment has been removed by the author.
Catur Knowledge™ said...

Keren! Ditunggu kunjungan baliknya ya mas Maulana.
Ichthyss punya artikel menarik nih untuk dibaca

https://ichthyss.blogspot.co.id/2016/12/ekspedisi-peninggalan-kolonial-hindia.html